Hal-hal yang menyebabkan wajibnya puasa Ramadhan
1) Dengan melihat bulan bagi yang melihatnya sendiri.
2) Menyempurnakan bulan Sya'ban 30 hari.
Rasulullah SAW bersabda:
صُوْمُوْا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلاَثِيْنَ. (رواه البخاري و مسلم)
Berpuasalah kamu sewaktu melihat bulan (di bulan Ramadhan), dan berbukalah kamu sewaktu melihat bulan (di bulan Syawal), maka jika ada yang menghalangi sehingga bulan tidak kelihatan, hendaklah kamu sempurnakan bulan Sya'ban tiga puluh hari.
3) Dengan adanya melihat (ru'yat) yang dipersaksikan oleh seorang yang adil di muka hakim.
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: تَرَاءَى النَّاسُ الْهِلاَلَ فَأَخْبَرْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنِّي رَأَيْتُهُ فَصَامَهُ وَأَمَرَ النَّاسَ بِصِيَامِهِ. رواه ابو داود)
Dari Ibnu Umar berkata: orang-orang telah melihat Hilal, maka aku kabarkan kepada Rasulullah SAW: "Sesungguhnya aku telah melihat Hilal". Maka Rasulullah SAW berpuasa dan memerintahkan orang banyak untuk berpuasa.
4) Dengan kabar Mutawattir, yaitu kabar orang banyak, sehingga mustahil mereka akan dapat sepakat berdusta atau sekata atas kabar yang dusta.
5) Percaya kepada orang yang melihat.
6) Tanda-tanda yang biasa dilakukan di kota-kota besar untuk memberitahukan kepada orang banyak (umum) seperti Televisi, radio, dan sebagainya.
7) Dengan ilmu hisab atau kabar dari ahli hisab (ilmu bintang).
Syarat wajib Puasa
1) Baligh, anak-anak tidak wajib puasa.
Sabda Rasulullah SAW:
رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلاَثٍ: عَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ وَعَنْ الْمَجْنُونِ حَتَّى يَفِيقَ وَعَنْ الصَّبِيِّ حَتَّى يَبْلُغَ.
Tiga orang terbebas dari hukum: orang yang sedang tidur sehingga ia bangun, orang gila sampai ia sembuh, kanak-kanak sampai ia baligh.
2) Berakal sehat. Orang gila tidak wajib berpuasa.
3) Kuat berpuasa. Orang yang tidak kuat karena sudah tua atau sakit, tidak wajib atasnya puasa, tetapi wajib mengqadhanya di waktu yang lain.
Syarat Sah Puasa
1) Islam. Orang yang bukan Islam tidak sah puasa.
2) Mumayyiz (dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik).
3) Suci dari darah haidh dan nifas (darah beranak). Orang yang haidh dan nifas, tidak sah berpuasa, tetapi keduanya wajib mengqadha (membayar) puasa yang tertinggal itu.
عَنْ عَائِشَة: كُنَّا نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلاَ نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ. (رواه البخاري و مسلم)
Dari "Aisyah RA, katanya: kami disuruh oleh Rasulullah SAW mengqadha puasa, dan tidak disuruhnya untuk mengqadha shalat.
4) Dalam waktu yang diperbolehkan puasa. Terlarang puasa pada dua hari raya (Idul Fithri dan Idul Adha) dan hari Tasyriq (tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah).
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: نَهَى عَنْ صَوْمِ خَمْسَةِ أَيَّامٍ فِى السَّنَةِ يَوْمِ الْفِطْرِ وَيَوْمِ النَّحْرِ وَثَلاَثَةِ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ. (رواه الدارقطني)
Dari Anas: Nabi SAW telah melarang berpuasa lima hari dalam satu tahun: Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha dan tiga hari tasyriq.
Rukun / Fardhu Puasa
1) Niat dalam hati pada malam harinya dan wajib menjelaskan niat dalam puasa Fardhu seperti puasa Ramadhan. Sedangkan sempurnanya niat puasa Ramadhan yaitu jika seseorang mengucapkan:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَ.
NAWAITU SHAUMA GHOODIN AN ADAA-I FARDHI SYAHRI RAMADHANA HAADZIHISSANATI LILLAHI TA'AALA.
Artinya: "Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu bulan Ramadhan tahun ini karena Allah SWT".
2) Menahan dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.
Hal-hal yang membatalkan puasa
1) Masuknya benda kedalam lubang (mulut, telinga, hidung, qubul dan dubur) dengan sengaja.
2) Muntah dengan sengaja.
3) Bersetubuh dengan sengaja.
4) Keluar air Mani (sperma) sebab bersentuhan. Tidak membatalkan puasa bila keluar air mani sebab mimpi.
5) Haidh
6) Nifas
7) Gila
8) Murtad
1) Dengan melihat bulan bagi yang melihatnya sendiri.
2) Menyempurnakan bulan Sya'ban 30 hari.
Rasulullah SAW bersabda:
صُوْمُوْا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلاَثِيْنَ. (رواه البخاري و مسلم)
Berpuasalah kamu sewaktu melihat bulan (di bulan Ramadhan), dan berbukalah kamu sewaktu melihat bulan (di bulan Syawal), maka jika ada yang menghalangi sehingga bulan tidak kelihatan, hendaklah kamu sempurnakan bulan Sya'ban tiga puluh hari.
3) Dengan adanya melihat (ru'yat) yang dipersaksikan oleh seorang yang adil di muka hakim.
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: تَرَاءَى النَّاسُ الْهِلاَلَ فَأَخْبَرْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنِّي رَأَيْتُهُ فَصَامَهُ وَأَمَرَ النَّاسَ بِصِيَامِهِ. رواه ابو داود)
Dari Ibnu Umar berkata: orang-orang telah melihat Hilal, maka aku kabarkan kepada Rasulullah SAW: "Sesungguhnya aku telah melihat Hilal". Maka Rasulullah SAW berpuasa dan memerintahkan orang banyak untuk berpuasa.
4) Dengan kabar Mutawattir, yaitu kabar orang banyak, sehingga mustahil mereka akan dapat sepakat berdusta atau sekata atas kabar yang dusta.
5) Percaya kepada orang yang melihat.
6) Tanda-tanda yang biasa dilakukan di kota-kota besar untuk memberitahukan kepada orang banyak (umum) seperti Televisi, radio, dan sebagainya.
7) Dengan ilmu hisab atau kabar dari ahli hisab (ilmu bintang).
Syarat wajib Puasa
1) Baligh, anak-anak tidak wajib puasa.
Sabda Rasulullah SAW:
رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلاَثٍ: عَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ وَعَنْ الْمَجْنُونِ حَتَّى يَفِيقَ وَعَنْ الصَّبِيِّ حَتَّى يَبْلُغَ.
Tiga orang terbebas dari hukum: orang yang sedang tidur sehingga ia bangun, orang gila sampai ia sembuh, kanak-kanak sampai ia baligh.
2) Berakal sehat. Orang gila tidak wajib berpuasa.
3) Kuat berpuasa. Orang yang tidak kuat karena sudah tua atau sakit, tidak wajib atasnya puasa, tetapi wajib mengqadhanya di waktu yang lain.
Syarat Sah Puasa
1) Islam. Orang yang bukan Islam tidak sah puasa.
2) Mumayyiz (dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik).
3) Suci dari darah haidh dan nifas (darah beranak). Orang yang haidh dan nifas, tidak sah berpuasa, tetapi keduanya wajib mengqadha (membayar) puasa yang tertinggal itu.
عَنْ عَائِشَة: كُنَّا نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلاَ نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ. (رواه البخاري و مسلم)
Dari "Aisyah RA, katanya: kami disuruh oleh Rasulullah SAW mengqadha puasa, dan tidak disuruhnya untuk mengqadha shalat.
4) Dalam waktu yang diperbolehkan puasa. Terlarang puasa pada dua hari raya (Idul Fithri dan Idul Adha) dan hari Tasyriq (tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah).
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: نَهَى عَنْ صَوْمِ خَمْسَةِ أَيَّامٍ فِى السَّنَةِ يَوْمِ الْفِطْرِ وَيَوْمِ النَّحْرِ وَثَلاَثَةِ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ. (رواه الدارقطني)
Dari Anas: Nabi SAW telah melarang berpuasa lima hari dalam satu tahun: Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha dan tiga hari tasyriq.
Rukun / Fardhu Puasa
1) Niat dalam hati pada malam harinya dan wajib menjelaskan niat dalam puasa Fardhu seperti puasa Ramadhan. Sedangkan sempurnanya niat puasa Ramadhan yaitu jika seseorang mengucapkan:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَ.
NAWAITU SHAUMA GHOODIN AN ADAA-I FARDHI SYAHRI RAMADHANA HAADZIHISSANATI LILLAHI TA'AALA.
Artinya: "Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu bulan Ramadhan tahun ini karena Allah SWT".
2) Menahan dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.
Hal-hal yang membatalkan puasa
1) Masuknya benda kedalam lubang (mulut, telinga, hidung, qubul dan dubur) dengan sengaja.
2) Muntah dengan sengaja.
3) Bersetubuh dengan sengaja.
4) Keluar air Mani (sperma) sebab bersentuhan. Tidak membatalkan puasa bila keluar air mani sebab mimpi.
5) Haidh
6) Nifas
7) Gila
8) Murtad